...
ada lingkaran tangan kejap menjamah bahunya
perempuan itu, dan mata berbening indah
memandang jauh
kosong berkaca...
Rindu Kasih
sayang, Pulau Indah masih jauh
menggamit secuil mimpi tak ingin pergi
hanya awan-awan santai yang masih
menghayun sendu langit
saat kelam memeluk gerimis pagi
indah beralun...
"Namaku, Ombak"
"Namaku, Kasih"
dan tidak ada penolakan dalam mesra itu
remis dan lala, penghuni pasir putih
merangkak manja di celahan jari-jari kaki
"sayang, kita berdua masih bersempit di sini"
dan belacak mengintai malu di celahan lumpur
saat pagi hingga senja yang jatuh
gugur di pelupuk mata embun
Rindu Kasih, masih
beradab harap
di mata perempuan dulu
yang membahaskan sejarah
apalah yang ada pada selembar kain kuning, bukan?
darah yang tumpah, masih merah
pada tanah baruh di jajahan semenanjung
itu, diikat dari simpulan dongengan cinta
sepasang bunga nyiur biru
"Namaku, Ombak"
di Pulau Indah...
"Namaku, Kasih"
dan harap-harap masih saja tergantung
jauh....